Efek Domino dan Bola Salju: Dampak Aksi Intoleransi bagi Sebuah Negara
Pernahkah kalian mendengar efek domino dan bola salju?
Keduanya sama-sama berawal dari hal kecil. Pertama, efek domino, ketika domino disusun dan salah satunya dijatuhkan maka domino lain juga akan terjatuh. Kedua, bola salju yang menggelinding di gunung, semakin lama jika tidak terhalang atau dihancurkan ia akan semakin besar dan berbahaya. Begitu juga efek intoleransi terhadap sebuah negara.
Pernahkah kalian membayangkan jika sesuatu yang tidak adil terjadi di hadapan kita apa yang akan kita lakukan pertama kali?
Beberapa minggu di bulan ini di negeri tirai bambu telah terjadi dimana seorang mahasiswa universitas teknologi dan sains Hong Kong jatuh dari gedung parkir pada tanggal 7 November 2019 dan dinyatakan meninggal tanpa bukti dan kronologi yang jelas, akibat dari ketidakjelasan tersebut terjadilah sebuah kesalahpahaman yang mengakibatkan aksi demo protes antara warga dan polisi yang mengakibatkan seluruh aktivitas di negara tirai bambu tersebut terganggu.
Apa yang dimaksud dengan Intoleransi ?
Intoleransi berasal dari kata prefik in- yang berarti tidak dan kata dasar toleransi yang memiliki arti penyimpangan yang masih dapat diterima dalam pengukuran kerja atau bersikap menghargai, membiarkan, membolehkan pendapat yang berbeda dalam sebuah lingkup.
Bagaimana dengan Intoleransi di Indonesia ?
Intoleransi sudah ada di Indonesia sejak dulu ketika manusia tidak dapat memahami satu sama lain. Seperti dalam kasus di Bantul yang dimana ketika umat Hindu dipaksa untuk memberhentikan ibadah upacara doa di Dusun Mangir Lor, Desa Sedangsari, Bantul pada hari Selasa (12/11), padahal hal tersebut bertujuan hanya untuk melakukan ibadah dan tidak mengganggu warga sekitar. Masalah ini karena kurangnya komunikasi antara warga baik penduduk asli ataupun pendatang yang tinggal dalam satu daerah.
Setara Institute dalam risetnya praktik intoleransi yang marak terjadi di kabupaten Bantul, Yogayakarta diakibatkan pemimpin lokal yang memiliki kekuatan dan ketegasan dalam membela kelompok minoritas sehingga menjadi ketidaktegasan pemimpin lokal dalam membela kelompok mayoritas penduduk di Bantul karena Bantul merupakan salah satu daerah yang menjaga tradisionalisme yang kuat sehingga adanya kecerundungan penguasaan sumber daya untuk menyerang keberagaman tersebut.
Kenapa Intoleransi harus dihilangkan ?
Banyaknya penyalahgunaan kekuasaan dan ketidakadilan pada masyarakat dapat mengakibatkan kekacauan yang besar yang juga berdampak pada negara pada bidang sosial, ekonomi dan kesehatan serta infrastruktur yang dihancurkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan benci terhadap keberagaman.
Ada juga beberapa faktor mengapa orang menjadi radikal yaitu ketidaktahuan pengetahuan sosial, tidak ingin mencari tahu keberagaman, sikap menutupi diri dengan memihak pada satu pihak dan merasa diperlakukan tidak adil.
Bagaimana cara untuk menghilangkan Intoleransi ?
Untuk daerah Kalimantan sendiri tergolong daerah yang mudah untuk menerima pendapat ataupun perbedaan antar suku ras dan agama. Seperti pada kegiatan kegiatan rukun antar agama ataupun komunitas pemuda agama yang menunjukan bakat dan memperkenalkan kegiatan mereka adalah salah satu cara untuk menghilangkan Intoleransi tersebut dan secara tidak langsung membuka pemikiran seorang yang radikal menjadi terbuka dan memiliki sikap toleransi. Dan jika sikap toleran diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari baik ketika kita bertemu dengan teman beda agama dan latar belakang. Maka sikap kita dapat mewajarkan karena kita memahami maksud dan tujuan mereka dalam melakukan kewajibannya sebagai manusia yang berakhlak. Apakah anda sudah melakukan kebaikan kecil pada hari ini?
Penulis: Eric Triputra Witono
Editor: Hafizah Fikriah Waskan