Dua Sisi Media Sosial Part 2

Menurut riset yang dilakukan DataReportal pada awal tahun 2022 lalu terhitung 191,4 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna aktif sosial media, jumlah tersebut naik 12,6 persen dari tahun sebelumnya (2021). Berikut adalah aplikasi media sosial yang paling banyak gunakan di Indonesia.
• Youtube- 139 juta jiwa/ 50% dari total jumlah penduduk Indonesia di tahun 2022 (46,9% Wanita, 53,1% Pria).
• Facebook- 129,9 juta jiwa/ 46,8% dari total jumlah penduduk Indonesia di tahun 2022 (44% Wanita, 56% Pria).
• Instagram- 99,15 juta jiwa/ 35,7% dari total jumlah penduduk Indonesia di tahun 2022 (52,3% Wanita, 47,7% Pria).
• TikTok- 92,07 juta jiwa (66% Wanita, 34% Pria).
• Facebook Massanger- 28,4 juta jiwa (45% Wanita, 55% Pria).
• Twitter- 18,45 juta jiwa/ 6,6% dari total jumlah penduduk Indonesia di tahun 2022.
• Linkedln- 20 juta jiwa (44,6% Wanita, 55,4% Pria).
• Snapchat- 3,3 juta jiwa/ 1,2% dari total jumlah penduduk Indonesia di tahun 2022.
(Sumber: suara.com)

Berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia merupakan pengguna media sosial, baik menggunakannya atas keinginan pribadi, atau karena mau tidak mau, mengingat saat ini hampir seluruh kegiatan dan aktifitas selalu berkaitan dengan media sosial/ internet, mulai dari sumber informasi, pendidikan, perdagangan, dan masih banyak lagi yang mulai menggunakan sistem komputerisasi dengan internet, jika demikian maka tentu penting sekali bagi siapa pun agar tidak tertinggal akan perkembangan tersebut.

Kemajuan teknologi komunikasi ini sayangnya tidak hanya mendatangkan keuntungan atau dampak positif, melainkan juga memberikan dampak negatif. Mungkin sudah banyak diketahui berbagai macam dampak negatif dari media sosial seperti membuat kecanduan, berpotensi menjadikan penggunanya bersikap antisosial, dan beberapa dampak internal lainnya. Namun tak hanya itu ada lagi dampak yang berimbas luas dan membahayakan.

Apakah itu?