free page hit counter

Cerita 17-an Bagian 2

(BERJUANG ATAU TERPAKSA BERJUANG)

Rapat dimulai walau hanya terdiri dari 4 orang: Awahir, Abang dan dua orang anak SMP. Awahir mengeluarkan kertas dan membuat garis-garis untuk daftar hadir. Empat orang yang hadir menuliskan nama dan tanda tangan mereka masing-masing, termasuk Abang.

Pada rapat itu berhasil diputuskan beberapa lomba 17-an yang lebih banyak dari tahun kemaren, yaitu: lomba makan kerupuk, lomba balap kelereng, balap karung, lomba bawa balon, lomba memasukan paku kedalam botol, lomba kait cincin dan lomba Azan. Selain itu, juga diputuskan bahwa esok sore hari, para panitia akan berkeliling meminta sumbangan di dalam komplek. Pak RT sangat gembira mendengar keputusan ini.

H-3 sebelum kemerdekaan atau hari yang kami putuskan untuk berkeliling komplek meminta sumbangan telah tiba. Setelah salat ashar Awahir melakukan pengumuman di dua langgar komplek guna mengingatkan bawa sebentar lagi mereka akan berkeliling meminta sumbangan. Titik kumpul untuk melakukan sumbangan adalah rumah pak RT, Awahir tidak lupa menyampaikan ini juga.

Tiga puluh menit sudah berlalu, yang hadir pada sore itu hanya dua orang, si Abang dan Awahir. Abang sudah membawa kotak bertulisan “Untuk Lomba 17-an” dia seperti biasa, sangat bersemangat. Agak berbeda dengan raut wajah Awahir yang muram, dia merasa seperti dijebak.

Berdua mereka mulai berkeliling menyusuri jalan-jalan komplek yang sangat padat. “Asalamualikum. Sumbangan lomba 17-an” teriak Abang penuh semangat. Awahir mulai merasa harus menyelesaikan acara ini bagaimanapun caranya.

Kotak sumbangan mulai terisi, warga komplek banyak yang memberikan sumbangan. Tak lama 2 orang anak SMP datang, nama mereka Tegar dan Dikin. Kehadiran mereke benar-benar menjadi tambahan semangat untuk Awahir.

Langit sudah menjingga dan rumah terakhir ujung komplek juga sudah di datangi. Mereka kembali ke titik kumpul, rumah pak RT. Pak RT tidak ada saat itu. Setelah dihitung-hitung, terkumpul sumbangan yang cukup banyak. Awahir dan kawan-kawan bingung selanjutnya harus melakukan apa. Lalu muncullah satu sosok baru yang hadirnya nantinya akan benar-benar menjadi solusi,

Menuruni mobil sosok itu mendekat kepada Awahir dan kawan-kawan yang sedang berkumpul di depan rumah pak RT.

“Hadiah bagaimana?” Kata sosok baru itu.

Awahir dan kawan-kawan bengong.

“Kalau hadiahnya masih belum ada dan masih bingung cara menghitungnya, nanti malam habis salat magrib Awahir ikut aku  naik mobil, kita ke pasar malam, kita beli perlengkapan dan hadiah.” Kata sosok itu.

Awahir dan kawan-kawan pun, iya iya iya saja. Mereka membubarkan diri dan berjanji besok sore H-2 lomba 17-an akan datang lagi didepan rumah pak RT.

Nama sosok itu adalah Andre, teman Awahir juga di komplek sedari kecil. Anak orang kaya, baik, namun sangat sibuk sekali. Awahir sangat merasa terbantu.

***

Pasar malam sangat meriah, ada yang berjualan, ada yang membeli da nada juga yang hanya melihat-lihat sekedar menghabiskan waktu. Awahir dan Andre berkeliling ke berbagai toko, mulai dari toko alat kantor, toko makanan dan toko perkakas bendera. Barang belian mereka sangat banyak, mobil Andre sampai penuh.

Diperjalanan pulang, sambil menyetir mobil, Andre berkata “maaf ya pas pelaksanaan lomba 17-an aku tidak bisa hadir membantu. Soalnya bos di kantor mengadakan lomba 17-an juga untuk semua karyawan. Maaf juga ya, cuman bisa bantu segini.”

“Waduh, sayang sekali… tapi kamu  tidak perlu minta maaf  Dre. Bantuan yang kamu beri ini sudah lebih dari cukup. Terima kasih banyak ya… pasti nanti saat lomba 17-an  anak-anak komplek kita akan sangat senang…”

Andre hanya membalas dengan senyuman. Orang-orang baik itu hadirnya memang menenangkan dan penuh solusi.

***

H-2 lomba 17-an.

Sore itu seperti biasa Abang sudah hadir di depan rumah pak RT. Awahir mengeluarkan barang-barang yang tadi malam dia beli bersama Andre. Awahir lanjut melakukan pengumuman di langgar komplek seperti biasa. Yang akan mereka lakukan hari ini cukup banyak, membuat perlengkapan untuk lomba, membuat jalur lintasan lomba, membungkus hadiah, menghias tempat lomba. Teguh dan Dikin juga datang, walau mereka masih SMP namun mereka cekatan dan mudah di arahkan.

Awahir membagi tugas untuk persiapan, Teguh dan Dikin bertugas menghias tempat lomba dan membuat jalur lintasan. Mereka memasang bendera merah putih, sepanduk kegiatan dan hiasan lainnya dengan cepat dan rapi sekali. Selanjutnya mereka memasang jalur lintasan lomba menggunakan tali rapia, lima jalur telah terpasang.

Awahir dan Abang bertugas untuk membuat perlengkapan lomba. Mengikat tali pada kerupuk, membuat paku gantung untuk lomba memasaukkan paku dalam botol, mempersiapkan sendok dan kelereng untuk lomba kelereng, mempersiapkan karung untuk lomba balap karung, meniup balon, membuat topi pengait untuk lomba kait cincin. Ah.. terasa sangat melelehkan. Tetapi Abang punnya tenaga yang sangat banyak.

Ada satu anak komplek yang datang dan mau jadi panitia 17-an, namanya Rian. Umurnya 5 tahun lebih muda dari Awahir. Untuk tugas membungkus hadiah dia yang mengambil alih.

Untuk lomba azan Awahir serahkan kepada ketua Grub Hafsy di komplek, si Ilham. Sebenarnya Ilham cukup sibuk, karena sekarang dia sudah berkeluarga. Tapi dia dapat memastikan bahwa pengeras suara dan lomba azan akan aman saja dia tangani.

Bocah-bocah komplek lalu-lalang di depan rumah pak RT, tempat lomba. Sesekali bocah-bocah bertanya tentang lomba yang akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus itu. Beberapa dari mereka ada yang terkesima melihat indahnya dekorasi tempat lomba 17-an. Awahir menyuruh bocah-bocah yang hadir mau mendaftar lomba 17-an untuk berbaris.

***

H-1 lomba 17-an

“…besok tanggal 17 Agustus 2023, lomba 17-an untuk memeriahkan HUT RI ke 78, kita akan mulai dari pukul 10 Wita. Bertempat di depan  rumah pak ketua RT.  Bapak atau Ibu yang mempunyai anak-anak yang seusia sekolah dasar, bisa diarahkan untuk ikut memeriahkan lomba 17-an. Lomba-lomba yang ada sangat menarik sekali: yang pertama ada lomba makan kerupuk,  berikutnya ada lomba kelereng, lomba balap karung, lomba memasukkan paku  ke dalam botol, lomba balap balon , lomba kiat cincin dan lomba azan.   Untuk rekan-rekan pemuda-pemuda komplek yang tidak berhalangan, silahkan hadir guna membantu kelancaran lomba 17-an. Atas segala perhatian saya ucapkan terima kasih…” Begitulah bunyi pengumumam Awahir sore itu.

Awahir mendatangi tempat lomba 17-an. Banyak anak-anak yang menggerumbunginya ingin mendaftar lomba 17-an. Ada juga yang sedang berlatih masuk kedalam karung, ada yang sedang berlatih menggigit sendok sambil membawa kelerang di lintasan lomba dan lain sebagainya. Bocah-bocah itu sangat antusias.

Bersambung… (DIL/AJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *