SETAPAK MENUJU PERDAMAIAN, DULU!
Kala penuh harap tumpah darah Wajah sumringah bak langit tak berawan Manusia-manusia penyambut pikat dan
Kala penuh harap tumpah darah Wajah sumringah bak langit tak berawan Manusia-manusia penyambut pikat dan
Oleh: Roniyansyah Damailah Indonesia Indonesia yang merdeka, bersatu, Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur
Jendela usang dan tetesan air Batu besar dan berlubang tergenang Mata hati yang semakin terang
Melesat tanpa arah Menuju dan memanah Melesat dengan satu tujuan Menembus angan yang seolah diam
Puisi (Gina Astuti) Kini aku berdiri sendirian Sedang menatap langit yang senjanya begitu ringan
Karya : Bahriannor Sang pelita bukan sekedar sang pelita Tapi ia memberi warna Bagi
Menuai ikhlas berbakti pada Negri Mengikat janji sejiwa dengan berani Membusungkan dada dengan penuh yakin
Karya : Bahriannor Untuk pejuang maya Untuk pejuang konten Yang berperang dengan waktu Untuk
Kala senja melebur dan mengelabu Kala matahari kemudian sangat lelah dan tak mau lagi duduk
(Zu) Melangkah sepi Melalui setiap suara wara wiri Bergema menembus penghalang setiap jalan