free page hit counter

Cara Menaklukan Si Penolak

Mungkin Anda sering melihat tulisan yang berbunyi “Jangan Buang Sampah di Sini” pada sebuah lokasi penuh tumpukan sampah. Hal ini membuat Anda berpikir, mengapa banyak orang yang justru menganggap peraturan itu ada untuk dilanggar. Ternyata itulah yang menjadi sebagian sifat dasar manusia. Mereka akan melakukan hal sebaliknya. Itulah teknik manipulasi dalam komunikasi.

Kali ini kita akan mempelajari ‘Cara Menaklukan Si Penolak’ yang bersumber dari buku berjudul Seni Menguasai Lawan Bicara, karya William Andromeda.

Memanipulasi lawan bicara adalah cara untuk merayu agar ia mengikuti perintah atau aturan Anda. Teknik yang memberikan sebuah ancaman kecil untuk tujuan tertentu ini dapat efektif bekerja pada lawan bicara yang sering melakukan kesalahan, sulit diperingatkan, dan pelupa. Anda bisa menerapkannya saat lawan bicara sudah sangat ‘keras kepala’. Anda tak perlu melakukannya pada lawan bicara yang memiliki jiwa kepekaan tinggi karena ia akan merasa tersinggung.

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan saat Anda menghadapi lawan bicara yang mudah menolak kemauan Anda.

  1. Kenali Karakter Lawan Bicara

Manipulasi hanya dapat diterapkan pada lawan bicara yang tidak memiliki kepekaan atau sensitivitas yang tinggi. Setiap orang memang memiliki sisi sensitivitas yang berbeda-beda. Jadi, tugas Anda adalah menemukannya.

Terapkanlah manipulasi untuk tujuan Anda yang positif. Anda ingin menghentikan kebiasaan anak yang terus-terusan bermain misalnya, maka Anda dapat mengatakan, “Ya, kamu boleh bermain terus sampai mainannya rusak. Jika sudah rusak, jangan minta Bunda belikan yang baru lagi, ya”. Ini akan mengenai sisi peka dan sensitif anak karena ia menyayangi mainannya dan tak ingin mainannya rusak.

 

  1. Nada yang Datar

Saat berargumen dengan lawan bicara, Anda tidak perlu terpancing dengan nada bicara yang tinggi. Lebih baik Anda berbicara dengan nada datar sambil memastikan bahwa ia memahami perkataan Anda.

Daripada Anda melakukan manipulasi dengan nada tinggi, lebih baik Anda santai saja meskipun dalam hati Anda sudah berteriak. Dengan kondisi tenang dan bijaksana, lawan bicara akan lebih segan dan mau mengikuti keinginan Anda.

 

  1. Hentikan Perdebatan

Dalam sebuah perdebatan, seseorang sering kali lebih mengutamakan gengsi daripada tujuan akhir yang baik. Ia ingin terlihat powerful dan enggan terlihat kalah, padahal hal itu menyisakan sakit hati.

Sebelum perdebatan memuncak, lebih baik Anda menunjukkan sikap atau perkataan, “Saya menyerah. Anda menang”. Tak berguna debat berkepanjangan dengan lawan bicara yang keras kepala. Anda lebih baik menuntaskannya.

 

  1. Jangan Gertak Sambal

Jika benar mainan anak Anda rusak, jangan belikan mainan yang sama untuk anak Anda. Dengan demikian ia pun akan merasa jera. Jika memang Anda ingin membelikannya lagi, berikan jangka waktu yang cukup panjang hingga ia tak lagi merengek. Efek jera akan membuat anak Anda enggan mengulangi kesalahan yang sama. Jadi, pembuktian diperlukan saat Anda melakukan manipulasi kepada anak Anda sebagai lawan bicara.

 

  1. Berempati

Jika Anda mempunyai teman yang sering mengeluarkan kata-kata keluhan, pesimis, rendah diri, menghina, dan kata-kata buruk lainnya, ia bisa dikategorikan orang yang negatif. Apa pun yang Anda bicarakan, ia akan mengarahkan pembicaraan Anda ke arah yang negatif.

Orang yang negatif sering mengeluhkan masalah yang dialaminya, daripada memberikan solusi. Lebih baik Anda menjadi pendengar setia dan mengajaknya bercerita tentang masalahnya. la lebih menyukai orang yang mau mendengarkan masalahnya daripada memaksa ia keluar dari masalah.

 

  1. Tawarkan Bantuan

Ketika Anda membicarakan seseorang, maka ia akan berkomentar dari sisi negatif orang yang Anda bicarakan. Jika Anda berlama-lama bergaul dan sering berbicara dengannya, Anda mungkin akan mengikuti kebiasaan negatif mereka.

Setelah mendengarkan cerita dari orang yang negatif, tawarkanlah sebuah bantuan dengan mengatakan, “Kira-kira, apa yang bisa saya bantu?”, atau kata-kata lainnya.

 

  1. Topik yang Ringan

Daripada berlama-lama mendengarkan ocehan negatif, lebih baik Anda mengalihkan pembicaraan ke topik lain, seperti tempat makan favorit atau apa saja yang ia suka.

Bila orang yang negatif masih berbicara negatif, sebaiknya Anda diam seolah tidak tertarik dengan pembicaraannya. Bila ia berbicara positif, responlah dengan antusias. Katakan, “Pendapat Anda bagus sekali!”, atau, “Betul juga pendapat Anda. Saya setuju.” Dengan dukungan Anda, ia akan menyadari bahwa kata-kata positif lebih disukai orang lain.

 

  1. Penghargaan yang Tulus

Orang negatif kadang-kadang melakukan kebaikan. Jika Anda mengetahuinya, segeralah memberi penghargaan yang tulus. Jika ia berpakaian rapi, misalnya, katakanlah, “Wah, Anda pandai memilih pakaian. Anda beli celana ini dimana?”

Tunjukkanlah kepada lawan bicara tentang keuntungan baginya jika ia melakukan tindakan yang Anda sarankan. Namun, perhatikan apa yang Anda sampaikan. Anda harus mengatakannya dengan optimis, mendorong, dan menyenangkan mereka. Sikap pesimis dan mengkritik tidak akan membantu.

 

  1. Memilih untuk Menjauh

Jika langkah-langkah di atas belum mampu memperbaiki keburukan orang yang negatif, sebaiknya Anda menjauh. Daripada menghabiskan waktu dengan orang yang pesimis, tidak mempunyai impian, dan suka menceritakan keburukan orang lain, lebih baik Anda bergaul dengan orang positif yang selalu bersemangat dan mendukung kesuksesan Anda.

Itulah tadi hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghadapi lawan bicara yang mudah menolak kemauan Anda. Kita tutup tulisan ini dangan sebuah quotes dari Zig Ziglar “kamu tidak pernah tahu kapan momen dan beberapa kata yang tulus dapat berdampak bagi kehidupan.” (DIL/AJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *