Benteng Tabanio : Bukti Penjajahan di Kalimantan
Benteng Tabanio (Fort Tabanio) adalah salah satu situs bersejarah yang terdapat di Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Tanah Laut. Benteng ini dibangun oleh pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. Keberadaan benteng ini karena adanya hasil perjanjian Sultan Banjar dengan VOC pada 6 Juli 1779 yang membuat pembangunan benteng berbentuk segi empat tak beraturan di muara sungai Tabanio. Setiap sudut benteng dilengkapi dengan bastion yang berbentuk bundar. Selain itu, pintu gerbang dibuat menghadap ke laut dengan tembok yang cukup tinggi.
Benteng Tabanio memiliki kaitan dengan Benteng Tatas yang terletak di Banjarmasin (sekarang Mesjid Raya Sabilal Muhtadin) yang menjadi sentral perekomonian di Kalimantan Selatan. Kekayaan tanah Kalimantan menjadi daya tarik negara lain untuk mengeksplor wilayah tersebut. Di masa sekitar abad XVII, Tabanio menjadi daerah yang sangat strategis dan penting bagi perekonomian Kerajaan Banjar. Hal karena menjadi daerah lintas perdagangan seperti hubungan ke Jawa, Pesisir Kalimantan, Sulawesi, bahkan Sumatera dan Malaya serta luar Nusantara.
Dulunya benteng ini menjadi markas bagi penjajah Belanda untuk para prajurit mereka. Selain itu, tempat ini juga sebagai roda penggerak untuk melakukan kegiatan ekspor hasil rampasan kekayaan alam yang dimiliki Kalimantan. Dengan kegigihan para pejuang pada saat Perang Banjar di bulan Agustus 1859 Haji Boedjasin yang mengikuti Demang Leman dan Kiai Langlang beserta beberapa pasukan menyerang Benteng Tabanio dan berhasil merebutnya bahkan pemimpin Belanda yang bernama Mauritz tewas beserta beberapa tentara Belanda lainnya.
Saat ini, benteng Tabanio sudah hampir rata dengan tanah, hanya tersisa beberapa bukti yang menyebutkan bahwa dulunya pernah terdapat benteng Belanda di wilayah tersebut. Lingkungan sekitar benteng sudah mulai dipadati dengan rumah penduduk, bahkan sisa Bastion (Barat) berada di bawah pondasi rumah warga. Hal ini sangat disayangkan karena lokasi bersejarah yang menorehkan Perang Kerajaan Banjar dan sebagai pembuktian kekuatan Kerajaan Banjar mengalahkan Belanda tidak mendapat perhatian yang maksimal. (RA/IAN)