PAHAMI! SEDERHANA NAMUN ANAK – ANAK TIDAK BOLEH MENDAPAT PERLAKUAN INI
OPINI – Anak – anak merupakan generasi penerus bangsa. Untuk menghasilkan penerus bangsa yang memiliki potensi unggul maka diperlukan faktor – faktor pendukung seperti keluarga, lingkungan serta masyarakat.
Keluarga sebagai pendidikan pertama dan utama bagi anak memiliki tanggung jawab yang besar dalam pembentukan karakter anak sejak dini. Sebagai keluarga khususnya orang tua tentu ingin melakukan yang terbaik untuk anaknya, namun ketika kinerja anak tidak sesuai dengan keinginan, orang tua seringkali melontarkan kata – kata maupun perbuatan yang ternyata dapat menghambat perkembangan anak untuk lebih aktif melakukan sesuatu. Berikut merupakan hal sederhana yang ternyata tidak boleh didapatkan oleh anak.
- Membandingkan anak dengan saudara maupun teman sebayanya
Orang tua sering kali membandingkan anaknya dengan anak orang lain dengan tujuan untuk memiotivasi. Namun ternyata membandingkan anak dengan kakak, adik atau teman sebaya nya dapat berakibat pada kepercayaan diri anak. Selain itu ketika anak beranjak dewasa ia akan lebih mudah meniru perbuatan orang lain tanpa mau mencoba menggali potensi dalam dirinya sendiri.
- Memberi ancaman kepada anak
Anak yang terbiasa dengan ancaman akan berpengaruh pada rasa percaya diri, anak menjadi mudah takut atau sebaliknya anak menjadi cenderung pemberontak. Selain itu ancaman dapat menjadikan anak pribadi yang tidak bertanggung jawab.
- Meragukan kemampuan anak
Orang tua yang sering meragukan kemampuan anaknya cenderug membuat anak merasa takut gagal, anak terus memiliki pikiran pesimis, meragukan kemempuan sendiri, dan sering mendapat kegagalan.
- Memukul anak
Sebuah penelitian yang melibatkan ratusan abak-anak di Universitas New Hampshire Amerika Serikat menunjukan, anak yang sering mendapat pukulan, cenderung memiliki tingkat IQ yang rendah.
- Menuntut anak untuk menjadi apa yang orang tua mau
Menuntut anak untuk menjadi apa yang orang tua mau, ternyata juga memiliki dampak negatif yaitu akan berakibat kepada rasa percaya diri anak yang menurun. Anak yang dituntut melaksanakan dan jadi sempurna tanpa disadari akan membuat mental anak tersebut merasa tertekan. Selain itu mereka juga akan cenderung membenci dirinya sendiri serta merasa tak diinginkan keluarga.
Oleh karena itu orang tua harus lebih pandai mamilih tindakan serta perkataan agar sesuatu yang positif dapat tersampaikan kepada anak dengan cara positif pula. Orang tua tetap dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada anak melalui diskusi dengan anak, memberi pilihan yang mudah dipahami dan menetapkan aturan yang jelas agar anak tidak merasa tertekan.
Namun yang paling terpenting adalah menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, hal ini merupakan solusi untuk menjadikan anak lebih mudah mengungkapkan apa yang ia rasakan, dapat mengembangkan rasa kepercayaan diri anak, membangun konsep diri anak yang positif, dan membantu anak dalam membangun hubungan dengan orang lain yang ada disekitarnya. (Dps/Nov)