free page hit counter

Aku Tidak Ingin Terbiasa

Akhir-akhir ini kita sedang hangat, ya.

Sekarang kamu yang mendewasa, aku yang bermanja.

Aneh ya, kita.

Aku bingung.

 

Bagaimana jika akhirnya aku terbiasa, tiap malam ku ditutup dengan kita yang ucapkan sepakat sudah harus tidur?

Bagaimana jika akhirnya aku terbiasa, pagiku dimulai dengan membuka pesan darimu? Pesan remeh-temeh itu.

Bagaimana jika akhirnya aku terbiasa, mengetahui kamu sedang apa dan dimana juga bersama siapa?

Bagaimana jika akhirnya aku terbiasa, kita yang saling bertukar kabar tanpa saling meminta?

Bagaimana jika akhirnya aku terbiasa, menjadi yang tahu segala tentangmu?

Bagaimana jika akhirnya aku terbiasa, kamu yang harus tahu segala tentangku?

Bagaimana jika akhirnya aku terbiasa, menerima perhatian yang kau bungkus dengan dasar kita “teman”?

Bagaimana jika akhirnya aku terbiasa, hubungan kita seperti bukan hanya “teman”?

Bagaimana jika akhirnya kita terbiasa, bergantung satu sama lain, mencari satu sama lain, kosong jika tak satu sama lain?

 

Aku takut terbiasa.

 

Bagaimana aku bisa terbiasa jika suatu saat nanti kamu mungkin saja pergi?

Bagaimana aku bisa terbiasa jika suatu saat nanti kita mungkin saja menjadi “teman biasa”?

Bagaimana aku bisa terbiasa jika suatu saat nanti kamu temukan perempuan lain yang lebih berwarna?

Bagaimana aku bisa terbiasa jika suatu saat nanti kita tidak lagi saling mencari?

Bagaimana aku bisa terbiasa jika suatu saat nanti kita sudahi semua ini?

 

Aku tidak bisa terbiasa.

 

Boleh aku saja yang mengakhiri?

 

(DEL/IAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *