Sungai Tercemar & Potensi Wisata Kota Seribu Sungai
Banjarmasin yang dikenal dengan kota seribu sungai sebagi citra wisatanya sejah dulu. Namun seiring dengan Perkembangan di bidang teknologi material, pengetahuan berhuni, dan perkembangan infrastruktur kota memberikan warna berbeda pada wajah permukimannya dan aktivitas kesehariannya. Kehidupan masyarakat Kota Banjarmasin yang berakar pada sungai dan besarnya pengaruh sungai dalam pembentukan kota ternyata tidak cukup menjadi faktor penggerak dan pengarah perubahan atau perkembangan kota ke arah yang lebih baik. Permukiman tepi sungai, sebagai cikal bakal terbentuknya Kota Banjarmasin, berkembang secara tidak terkendali. Hal ini ditandai dengan pudarnya identitas lokal, yaitu budaya sungai pada fisik permukiman dan lingkungan permukiman di tepi sungai. Selain itu juga terjadi kerusakan lingkungan sungai (air dan ekosistem sungai) yang sangat parah. Dalam jangka panjang, proses transformasi yang tidak sesuai kondisi budaya dan alamiah sungai ini menyebabkan hilangnya sungai-sungai di Kota Banjarmasin dan menjadikan perkembangan fisik kota dan kehidupan masyarakat di Kota Banjarmasin menjadi tidak nyaman.
Permasalahan sampah plastik yang dibuang sembarangan ke sungai oleh sebagian besar masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, dalam jangka waktu yang panjang berakibat pada turunnya kualitas air sungai. Kualitas air sungai yang menurun,sampah plastik yang menumpuk dibeberapa sudut sungai, air sungai warnanya yang keruh bahkan beberapa sungai kecil didapati berwarna kehitaman dan berbau tidak sedap, belum lagi dengan aceng gongdok yang jumlah pertumbuhannya tidak dapat dikendalikan. Menandakan banjarmasin semakin kehilangan estetika sungai yang selama ini menjadi daya tarik utama pariwisata kota banjarmasin.
Jika masalah ini tidak diatasi dengan program yang tepat dan akurat oleh pemerintah tentu saja kedepannya permasalahan hal ini akan berdampak pada status banjarmasin sebagai kot wisata yang bertumpu pada pesona sungainya. Seribu sungai yang seharusnya menjadi berkah akan berubah menjadi bah bahkan wabah jika banjarmasin tidak segera berbenah. (NH/IAN)