RAHASIA YANG TERBONGKAR
Suara tangis Yvonne yang dalam ternyata membuat hati Diego kembali luluh. Diego sepertinya mulai menyadari akan kesalahan yang telah dia buat pada perempuan sebaik dan setulus Yvonne.
“Maafkan aku Yvonne. Aku benar-benar keluar kendali hingga melakukan kekerasan terhadapmu. Maafkan aku.” ucap Diego sambil membelai Yvonne lembut.
Yvonne yang masih ketakutan dan tak percaya dengan apa yang dilakukan Diego, memilih tetap diam dan menjauh. Yvonne masih merasa khawatir jika Diego bisa saja melakukan hal yang lebih dari apa yang dirinya terima sekarang. Diego yang merasa bersalah, terus meminta maaf pada Yvonne.
“Aku benar-benar minta maaf Yvonne. Jujur, aku jadi kalap ketika melihat kamu dan Matteo diam-diam bertemu di pesta itu.”
Rupanya pertemuan Yvonne dan Matteo diam-diam di pesta waktu itu menjadi pemantik yang membakar emosi Diego hingga dirinya bertindak kasar pada Yvonne sekarang.
Mendengar pengakuan Diego tersebut, tak sedikit pun membuat Yvonne berhenti bergeming atau bahkan memiliki sedikit keberanian untuk memberikan penjelasan kepada Diego.
Diego terus saja mengoceh hal-hal yang mengganggu pikiran dan hatinya kepada Yvonne tanpa peduli perempuan yang berada jauh darinya itu mendengarkan dirinya atau tidak.
“Dan hal yang paling membuat aku emosi adalah ketika aku mendengarkan pembicaraan kalian berdua. Aku tidak menyangka Yvonne, kalau kau mengkhianatiku. Kau membocorkan semua informasi pekerjaanku pada Matteo.” ucap Diego dengan nada agak meninggi.
Hal itu membuat Yvonne semakin menjauh dan ketakutan. Pikiran Yvonne mulai jauh di luar batas hingga dirinya tak mampu memikirkan sesuatu untuk dirinya lakukan saat itu bahkan untuk sekadar merangkai sebuah kata.
Sikap Yvonne seperti itu membuat emosi Diego memanas kembali. Diamnya Yvonne seolah-olah sebuah pembenaran bahwa apa yang dia dengar adalah sebuah kenyataan yang begitu menyakitkan untuknya.
“Jawab aku! Apakah yang aku dengar itu benar?” tanya Diego pada Yvonne sambil mencengkram kuat bahunya.
Yvonne tetap diam tanpa kata dan penjelasan. Dirinya kini bak patung yang kerjaannya terus menangis yang sejak tadi tak berhenti. Apapun yang dikatakan oleh Diego, tak sedikitpun direspon oleh Yvonne. Entah apa yang ada dipikiran Yvonne saat itu. Apakah itu pertanda bahwa semua yang dikatakan Diego benar? Atau sebaliknya, rasa takut tak dipercaya lagi membuat Yvonne memilih diam sebagai jawaban yang paling diplomatis untuk keadaan saat itu.
Diego sepertinya mulai habis kesabarannya. Sosok pria yang membutuhkan kejelasan itu mengeluarkan kartu as nya Yvonne, yaitu keluarganya yang berada di Roma. Dia menjadikan keluarga yang begitu dicintai dan disayangi Yvonne sebagai ancaman jika Yvonne tak menjawab pertanyaannya juga.
“Kalau kau masih diam, aku akan pastikan nyawa keluargamu di Roma tak selamat. Kau segera mendapatkan kabar kematian mereka semua.” ancam Diego.
Wajah Yvonne pun terlihat panik. Dia kini berada di posisi yang terjepit. Posisi yang serba salah, maju entah ke mana, mundur harus bagaimana. Apapun keputusan yang akan dia ambil dan lakukan Yvonne saat itu, tentu akan memberikan dampak yang buruk untuknya. Saat itu, Yvonne dihadapkan pada dua pilihan yang mana dua-duanya tidaklah enak.
Pilihan pertama, dia harus menjelaskan semua yang terjadi kepada Diego meskipun risikonya dia bisa saja tidak dipercaya lagi dan tindakan yang lebih buruk akan diterimanya lagi. Sedangkan pilihan kedua, dirinya tetap dengan pendiriannya untuk terus diam, namun nyawa keluarganya akan melayang.
Dalam menghadapi keadaan tersebut, pilihan Yvonne hanya bertumpu pada pilihan mana yang sedikit memberikan dampak buruknya bagi dirinya. Dan tentu saja dia akan memilih hal yang sedikit memberikan kerugian pada dirinya, yaitu pilihan pertama.
Yvonne pun mulai memberanikan diri memandang ke arah Diego dan sepertinya Yvonne mulai mengumpulkan energinya untuk mengeluarkan kata-kata berisi penjelasan.
“Oke…apa yang kamu dengar itu, tidak seperti apa yang kamu pikirkan Diego.”
“Kalau tidak seperti aku pikirkan, terus seperti apa yang sebenarnya terjadi? Coba kamu jelaskan sekarang!”
Dalam keadaan yang masih panik, Yvonne pun memberitahu semuanya yang terjadi saat itu kepada Diego tanpa ada sedikit pun hal yang dia tutup-tutupi. Karena bagi Yvonne sekarang dirinya sudah benar-benar tak memiliki pilihan lagi selain mengungkapkan semuanya secara jelas.
“Ja…jadi malam itu, Matteo mengatakan kepadaku bahwa dia mengetahui identitas tentang diriku yang ternyata adalah Fionne palsu.” jawab Yvonne dengan terbata-bata.
Diego yang mendengar alasan tersebut sontak tidak percaya. Diego skeptis dengan semua perkataan yang dilontarkan Yvonne pada dirinya bahkan yang lebih parahnya, Diego justru balik menuduh Yvonne jika memang dirinya sendirilah yang membocorkan hal itu kepada Matteo. Sikap Diego seperti ini sesuai dengan apa yang Yvonne bayangkan.
”Sudah ku duga kau pasti tidak mempercayainya. Tapi, aku berani bersumpah Diego bahwa apa yang aku katakan itu adalah kenyataannya.” ucap Yvonne dengan penuh keyakinan.
“Benarkah?” tanya Diego kembali dengan menatap tajam pada Yvonne.
“Tentu. Aku tidak mungkin berbohong, karena itu sama saja dengan membahayakan nyawa keluargaku. Lagipula selama kita bersama, pernahkah sekalipun aku membohongimu Diego?” tanya Yvonne dengan tatapan balas yang tajam pula.
Perkataan Yvonne kali ini membuat Diego mulai sedikit memercayainya. Karena Diego menyadari sendiri bahwa selama ini perempuan di depannya tidak pernah berbohong sekalipun padanya, tapi yang masih jadi pertanyaan Diego, kenapa Yvonne menyembunyikan masalah besar tersebut darinya.
“Kalau memang begitu keadaannya, kenapa kamu tidak menceritakan semuanya sejak awal padaku?”
“Itu karena aku tidak memiliki keberanian untuk menceritakan semuannya. Dan yang lebih penting, aku takut jika kamu mengetahui tentang identitas aku sebagai Fionne palsu sudah diketahui orang lain, kamu akan menghabisi keluargaku di Roma persis seperti ancamanmu biasanya.”
Diego sepertinya bisa menerima alasan tersebut namun, rasa penasaran masih berkecamuk dalam pikirannya. Diego masih tak habis pikir, bagaimana mungkin Matteo bisa mengetahui identitas tentang Yvonne yang menjadi Fionne palsu. Karena rahasia tersebut hanya diketahui oleh Diego dan Yvonne saja. Sementara Yvonne sendiri mengaku tidak pernah memberitahunya.
“Tapi, kalau bukan kamu yang memberitahu tentang semuanya, Matteo mengetahui hal tersebut dari mana?” tanya Diego dalam keadaan bingung.
“Entahlah, aku juga tidak mengetahuinya Diego. Tapi waktu itu, Matteo hanya bilang aku adalah Fionne palsu. Tanpa mengetahui identitas aku yang lain seperti namaku, keluargaku, serta tempat tinggal dan tempat kerjaku.” jawab Yvonne mencoba menjelaskan.
Diego yang pusing memikirkan hal tersebut akhirnya beranjak pergi meninggalkan Yvonne menuju ruang kerjanya. Di ruang kerjanya, Diego mengutak atik komputernya untuk mencari tahu segala sesuatu yang berhubungan dengan terbongkarnya identitas Yvonne sebagai Fionne palsu. Hal tersebut dia mulai dengan mencari tahu berita-berita apa saja yang tengah beredar di kalangan klan mereka. (ZR/IAN)
***