Kelepon Khas Martapura
Opini– Kue kelepon siapa yang tak menyukainya, hampir semua kalangan masyarakat menyukai kue berbentuk bulat– bulat berwarna hijau, berisi gula merah dan ada kelapanya tersebut. Kelepon tentunya sudah tak asing lagi bagi kita semua orang Kalimantan, khususnya yang tinggal di Martapura maupun wisatawan yang datang ke daerah kita, banyak yang tak ingin ketinggalan menikmati khasnya rasa kelepon.
Kelepon di anggap salah satu kue khas kota intan tersebut. Apabila kita berkunjung ke kota Martapura selalu teringat akan jajanan khasnya salah satunya kelepon, namun saat ini ketika ingin menikmati kelepon asli Martapura kita tak perlu sulit lagi harus bertandang ke Martapura, karena di pasar – pasar tradisional di daerah Banjarmasin pun banyak pedagang yang menawarkan kelepon, selain itu di lampu – lampu merah di Banjarmasin pun banyak pedagang – pedagang yang menjajakan kelepon asli Martapura. Jadi tak harus pergi ke Martapura hanya demi mengikuti hasrat menikmati kelepon.
Kelepon disukai dan tersohor dimasyarakat kita sudah pasti, disukai kalangan atas, menengah bahkan bawah karena harganya yang relatif murah, selain itu kelepon tidak hanya digemari para kakek – kakek ataupun kalangan dewasa saja, tapi juga anak – anak dan remaja.
Panganan berbentuk bulat kecil berwarna hijau diluarnya terdapat parutan kelapa, bagi warga Martapura khususnya Kalimantan Selatan tentu tak asing lagi dengan kue kelepon buntut bukhari, ini selain lembut juga enak kalau di makan kue ini akan pecah dan mengeluarkan gula merah.
Panganan ini sangat mudah dijumpai di perempatan Kota Martapura atau lampu merah menuju Kubah Almarhum Syech Muhammad Zaini Bin Abdul Ghoni yang lebih dikenal dengan sebutan Almarhum Guru Sekumpul. Jajaran para pedagang menjajakan kue kelepon ini ke pengendara sepada motor dan mobil baik yang dari Martapura maupun dari arah Kota Banjarmasin.
Panganan khas Martapura ini juga bisa ditemui di Bandara Syamsudinnoer Banjarbaru jika anda ke Kalimantan Selatan kurang afdol rasanya bila tak mencoba kue kelepon buntut ini karena harga satu kotaknya sangat murah, bila masih pagi atau siang hari seharga Rp 4.000 jika hari menjelang sore pedagang pun menjual perkotak seharga Rp 2.000 karena kelepon yang dijajakan para pedagang harus habis, mengingat bahan kue ini terbuat dari ketan tentu tak bisa bertahan sampai larut malam lantaran bisa basi. (AMD/KIM)
Tugas Prakerin: Muhammad Aminuddin – XII Multimedia (SMK PGRI 1 Martapura)