Harapan di Bawah Beringin: Mengenang Kartini dalam Perjuangan Sehari-hari
Di sebuah desa kecil di Kalimantan Selatan, para ibu-ibu sedang berkumpul di bawah pohon beringin yang rindang. Mereka sedang asyik berbincang-bincang sambil menyelesaikan pekerjaan menjahit dan merajut. Salah satu ibu, Ibu Siti, mendadak teringat pada kisah Kartini yang telah mereka pelajari di sekolah dulu.
“Dulu waktu sekolah, kita selalu diajarkan tentang Kartini, betapa ia berjuang untuk hak-hak perempuan. Tapi lihatlah kita sekarang, masih banyak yang harus kita perjuangkan,” ujar Ibu Siti dengan sedikit nada kesal.
Ibu Fatimah, yang duduk di sebelahnya, mengangguk setuju. “Benar, Ibu Siti. Kartini telah membuka jalan bagi kita, tapi masih banyak yang harus kita lakukan untuk mewujudkan impian Kartini.”
Tiba-tiba, anak-anak dari desa sekitar berlarian ke arah mereka, membawa berita gembira. Mereka menceritakan bahwa sekolah baru saja mendapat bantuan dari pemerintah untuk membangun perpustakaan yang baru.
Ibu Siti tersenyum lebar mendengar berita itu. “Lihatlah anak-anak kita, mereka akan memiliki akses yang lebih baik untuk belajar dan membaca buku. Itu adalah langkah kecil, tapi sangat penting untuk masa depan mereka.”
Ibu Fatimah mengangguk setuju, “Ya, semoga dengan pendidikan yang lebih baik, anak-anak kita bisa mewujudkan mimpi mereka sendiri, seperti yang telah diimpikan oleh Kartini.”
Mereka semua mengangkat secangkir teh hangat sebagai tanda perayaan atas berita baik tersebut. Di bawah sinar matahari yang menyenangkan dan dedaunan yang berwarna-warni, mereka merasa terhubung dengan semangat Kartini, bahwa perjuangan untuk kesetaraan dan pendidikan tidak pernah berakhir, dan selalu ada harapan di masa depan. (RA/IAN)