free page hit counter

Menjadi Guru yang Bersahabat?

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan perubahan yang sangat cepat di semua aspek kehidupan, termasuk dalam perilaku. Hal ini juga berdampak pada dunia pendidikan, di mana hubungan antara guru dan murid yang sebelumnya dianggap “sakral” mengalami dekonstruksi. Guru tidak lagi dilihat sebagai sosok yang harus dihormati secara mutlak oleh murid, sehingga tidak perlu lagi bersikap kaku atau menjaga imej dengan pura-pura. Hubungan antara guru dan murid saat ini lebih santai, hangat, dan akrab. Guru lebih sering dianggap sebagai teman atau sahabat daripada hanya sekadar sebagai guru. Hal ini memungkinkan murid untuk lebih bebas mengaktualisasikan dirinya di depan guru.

 

Keterlibatan yang lebih erat antara guru dan murid bahkan dapat menghasilkan persahabatan. Persahabatan memiliki potensi untuk menciptakan kekuatan, dan kekuatan ini dapat membawa kesuksesan dan kedamaian.

 

Guru yang berperan sebagai sahabat memiliki kelebihan dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung. Dengan menjadi lebih dari sekadar pengajar, mereka dapat memahami kebutuhan individual setiap murid dengan lebih baik dan membantu mereka tumbuh secara pribadi serta akademis. Hubungan yang akrab antara guru dan murid juga dapat membuka jalur komunikasi yang lebih terbuka, memungkinkan murid untuk merasa lebih nyaman dalam mengungkapkan perasaan, pertanyaan, atau kekhawatiran mereka. Ini bisa menjadi landasan yang kokoh untuk pertumbuhan emosional dan intelektual yang sehat. (US/IAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *