Mulailah Berkomunikasi dengan Aturan
Teman-teman pasti pernah mendengar pepatah “mulutmu harimaumu” secara umum diartikan sebagai nasihat untuk menjaga ucapan, karena dari perkataan yang tidak sesuai dan buruk akan memiliki dampak besar kedepannya. Oleh karena itu, mari terapkan ‘Sepuluh Aturan Komunikasi’ yang dikutip melalui bulu karya Oh Su Hyang berjudul Bicara Itu Ada Seninya.
- Kata-kata yang tidak bisa diucapkan di “depan”, jangan dikatakan di belakang”. Menghindarlah menjadi seseorang yang suka bergosip atau menggunjing, hal ini justru menurunkan nilai kita, bukan orang yang dibicarakan.
- Sedikit berbicara dan perbanyak mendengar. Semakin banyak mendengar akan semakin baik.
- Tidak perlu menggebu-gebu ataupun intonasi yang tinggi. Suara yang rendah justru lebih memiliki daya.
- Berkata yang menenangkan dan mengenakkan hati, bukan sekadar enak didengar.
- Katakan yang ingin didengar lawan bicara, bukan yang ingin diutarakan. Berbicara yang mudah dimengerti, bukan yang mudah diucapkan.
- Berbicara dengan menutupi aib dan sering memuji.
- Berbicara hal-hal yang menyenangkan, bukan yang menyebalkan.
- Jangan hanya berkata dengan lidah, tetapi juga dengan mata dan ekspresi, karena bahasa tubuh memiliki daya pikat lebih kuat.
- Tiga puluh detik di bibir sama dengan tiga puluh tahun di hati. Sepatah kata yang kita ucapkan mungkin saja akan mengubah kehidupan seseorang.
- Kita mengendalikan lidah, tapi ucapan yang keluar akan mengendalikan kita. Jangan berbicara sembarangan dan bertanggung jawablah terhadap apa yang sudah diucapkan. Kelola kata yang akan diutarakan dengan baik.
Segala aturan yang sudah tertulis tersebut, jika dibaca mungkin terasa klise, namun mulailah dari sekarang untuk menerapkan dengan pelan saja tak apa. Karena lama-lama akan terbiasa.(US/IAN)