PERGANTIAN TAHUN
Berbondong orang berkumpul ditempat-tempat terbuka menunggu tengah malam tiba. Pergantian tahun, ada yang memperdengarkan musik sangat keras, menyalakan kembang api dengan meriah dan ada juga yang mengisi malam tahun barunya dengan kajian sholawat.
Setiap yang dilakukan selalu ada celah salahnya. Menyalakan kembang api sama saja dengan membakar uang, yang jika dibagikan ke orang yang memerlukan akan terasa lebih baik. Memperdengarkan musik keras-keras, mengganggu kenyamanan orang lain. Mengisi dengan kajian sholawat, sama saja tidak menyenangi pergantian tahun…
Pinggir Jalan para pemabuk berkumpul membakar daging sapi disarangnya, dengan musik yang keras mereka bersuka cita memyambut pergantian tahun. Beberapa orang berdiri berjoget lunglai hilang sadar, botol minuman keras ditangan mereka seolah menjadi bukti bahwa mereka sedang tinggi. Aku yang terganggu berlalu melihat itu dan bertanya-tanya. Apa isi pikiran mereka pada pergantian tahun? Akhir dari nakal dan awal bagi tobat? Akhir dari sesal dan awal bagi berbenah? Atau hanya sekedar menikmati waktu bahwa Pergantian tahun harus dirayakan? Entahlah…
Cahaya Untuk Diri
Sebuah doa akhir dan awal tahun yang dinukil dari kitab Kanzun Najah was Surur oleh Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Kudus bin Abdil Qadir.
Doa akhir tahun:
“Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”
Doa awal tahun:
“Tuhanku, Kau Yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”
Tahun Belakang Yang Hampa
Awal tahun lalu, kujadikan momen bahwa saat itu harus menjadi tahun yang lebih baik. Menunda-nunda berbenah sampai bertemu lagi tahun yang baru. Harapan, doa dan penyesalannya masih sama. Ide baik yang terbelenggu pada tubuh yang malas. Apakah tahun ini akan mengulang kehampaan yang sama? Bergeraklah… (DIL/RON)