Guru sebagai Navigator Perdamaian dan Kesejahteraan Bangsa
Guru mempunyai posisi strategis dalam menangkal berkembangnya paham radikalisme dan terorisme di kalangan generasi milenial. Dengan terus menumbuhkan nilai- nilai toleransi dan semangat gotong-royong kepada pelajar, peran guru sangat krusial untuk membantu kerja-kerja pemerintah dalam membangun kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Munculnya beragam gejala ekstremisme dan sikap intoleransi telah berhasil menciptakan konflik antargolongan yang semakin menguat dalam beberapa waktu terakhir. Hal inilah yang menjadi ancaman serius memudarnya nilai-nilai kebangsaan yang sangat menghargai dan menjunjung tinggi semangat kebhinekaan.
Ditambah lagi, era digital yang ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak negatif berupa gejolak disinformasi, merebaknya hoaks, berita bohong, fitnah, dan kebencian. Antara informasi yang absah atau tidak menjadi sulit dibedakan sehingga membuat masyarakat bingung, terutama generasi muda yang berada dalam proses pencarian jati diri.
Fenomena tersebut diperkuat dengan semakin banyaknya generasi muda yang terpengaruh oleh dampak negatif era disrupsi dan banyak dari kalangan pelajar muda bergabung dengan kelompok-kelompok intoleran dan radikal. Tentu kasus ini harus menjadi perhatian serius bagi setiap pihak, terutama pendidik untuk mengatasi permasalahan ini agar tidak berlarut-larut.
Oleh karena itu, peran penting guru sangat diperlukan sebagai figur penyemai nilai- nilai toleransi, kasih sayang, dan perdamaian. Guru juga diharapkan mampu menjadi perisai yang kokoh untuk membentengi generasi muda dari paparan virus radikalisme dan terorisme. Selain itu, pendidik juga harus dapat menghalau pengaruh-pengaruh negatif agar tidak meracuni jiwa dan fikiran siswa.
Kelompok-kelompok intoleran memang sengaja menjadikan siswa atau anak-anak muda untuk direkrut sebagai anggota dengan sebanyak-banyaknya. Karena generasi muda dianggap masih labil sehingga mudah dipengaruhi, namun anak muda memiliki semangat dan optimisme yang kuat, serta memiliki kemauan keras untuk mengubah kondisi.
Sebagai teladan dan pengajar, guru harus mampu menegaskan komitmen untuk menolak segala bentuk intoleransi, kekerasan, radikalisme, dan terorisme sebagai cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat menjaga dan melindungi siswa dari berbagai ideologi dan pengaruh negative yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Sesuai dengan fungsinya yang sejati, guru dapat menjadikan sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan yang lain sebagai tempat yang inklusif. Sehingga siswa merasa nyaman, tenang, dan betah berada di sekolah untuk membaca dan belajar. Disinilah lembaga pendidikan dapat mengoptimalkan perannya dalam membangun generasi muda yang kuat, moderat, berkarakter, shalih dan berprestasi.
Sekolah dan universitas menjadi tempat yang terbaik bagi generasi muda untuk memupuk nilai-nilai kebangsaan yang moderat, demokratis, dan menghormati keberagaman. Pendidikan karakter dan nilai-nilai luhur Pancasila harus ditanamkan ke dalam diri siswa sejak dini.
Membuka ruang dialog terbuka antara siswa dan guru secara berkelanjutan sehingga memungkinkan keduanya saling bertukar fikiran, membuka wawasan, mendapat pengetahuan baru. Selain itu, dari proses dialog yang terjadi, dapat melatih siswa untuk memecahkan permasalahan secara mandiri.
Dan apabila siswa menghadapi permasalahan berat, ia tidak akan mencari tempat lain, karena sekolah dan guru adalah tempat terbaik baginya dalam menyelesaikan setiap permasalahan.
Dengan perannya yang sangat strategis, guru harus bisa menjadi navigator perdamaian dan kesejahteraan. Guru merupakan figure penentu arah kedamaian. Kesejahteraan sebuah bangsa, tidak akan bisa tercapai tanpa adanya perdamaian. Tanpa adanya guru, kita semua bukan siapa-siapa. Tidak akan pernah ada generasi unggul dan berkarakter tanpa adanya guru.
Bahkan perdamaian sulit terwujud tanpa kontribusi dari guru. Karena yang mampu menanamkan nilai-nilai perdamaian dan kebhinekaan secara efektif kepada generasi adalah guru.
Oleh karena itu, negara harus hadir untuk menjamin kehidupan dan masa depan guru sebagai navigator perdamaian. Sehingga guru dapat konsisten mencetak generasi- generasi muda berkualitas, moderat, berbudi pekerti luhur, kompetitif, serta mampu mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Nur Kholis_Duta Damai Jatim