PEJUANG TANPA JUBAH DI DUNIA MAYA
Lyanta Laras Putri
Siapa sih yang nggak kenal dunia maya atau yang sering disebut dengan dunia internet? Hampir semua orang dari berbagai usia sudah pernah berselancar di dunia maya, mulai dari scrolling media sosial, main game online, sampai mencari informasi lewat mesin pencari. Tapi, tahukah kamu? Di balik keseruan dunia maya, ada juga sisi gelap yang bisa menjerat kita, misalnya hoaks, cyberbullying, hingga radikalisasi online. Nah, di sinilah peran para Duta Damai menjadi sangat penting.
Duta Damai bukanlah superhero dengan kostum keren atau kekuatan super. Mereka adalah sekelompok orang yang berperan sebagai penjaga kedamaian di dunia maya, terutama di ranah media sosial. Mereka bekerja untuk menyebarkan kebaikan dan menciptakan lingkungan digital yang lebih positif. Jadi, meski tanpa jubah, mereka tetap punya “superpower” yaitu kemampuan untuk mengedukasi dan memperbaiki sikap netizen agar lebih bijak dalam menggunakan internet.
Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), ada peningkatan signifikan terkait masalah hoaks yang beredar di dunia maya. Pada tahun 2023, Kominfo mencatat bahwa lebih dari 500 ribu konten hoaks telah terdeteksi di Indonesia. Artinya, hoaks bukanlah masalah sepele. Jika dibiarkan, hoaks bisa memicu keresahan masyarakat, perpecahan, bahkan tindak kekerasan. Nah, para Duta Damai inilah yang mencoba untuk melawan arus informasi palsu tersebut dengan cara yang cerdas, mulai dari melaporkan hingga memberikan penjelasan agar masyarakat tidak terjebak dalam informasi yang salah.
Selain hoaks, masalah lain yang kerap menghantui dunia maya adalah cyberbullying. Data dari Yayasan P2TP2A menunjukkan bahwa sekitar 2 dari 5 anak di Indonesia pernah menjadi korban bullying online. Ini adalah fenomena yang sangat mengkhawatirkan. Duta Damai hadir untuk memberikan dukungan dan perlindungan kepada korban, serta mengedukasi netizen agar tidak terjebak dalam perilaku negatif tersebut. Dengan menjadi teladan dan mengkampanyekan pentingnya empati, Duta Damai berperan penting dalam menciptakan ruang maya yang lebih aman.
Namun, tantangan Duta Damai nggak hanya soal hoaks atau bullying, lho. Terkadang, mereka juga harus berhadapan dengan konten-konten ekstrem yang bisa mempengaruhi pola pikir masyarakat, seperti propaganda terorisme atau radikalisasi. Menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), konten radikal di dunia maya telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Duta Damai bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, untuk menyebarkan informasi yang bisa menangkal paham radikal dengan cara yang lebih humanis.
Nah sobat damai, salah satu solusi kreatif yang bisa dilakukan untuk mendukung peran Duta Damai adalah dengan melibatkan lebih banyak generasi muda dalam aktivitas ini. Generasi muda yang paham betul bagaimana dunia maya bekerja, tentunya lebih mudah untuk menjangkau teman-teman sebayanya. Misalnya, melalui kampanye media sosial yang menarik dan relatable. Alih-alih memberikan ceramah yang membosankan, Duta Damai bisa membuat konten kreatif seperti video pendek, meme edukatif, atau bahkan podcast yang mengajak netizen untuk lebih bijak dalam berinternet.
Selain itu, teknologi bisa dimanfaatkan untuk memperkuat gerakan Duta Damai. Misalnya, menggunakan aplikasi atau platform yang memungkinkan orang untuk melaporkan konten-konten negatif dengan lebih mudah. Atau, bisa juga membuat chatbot yang siap memberikan edukasi tentang dampak buruk hoaks, bullying, atau radikalisasi di dunia maya. Ini adalah cara yang efektif untuk menjangkau lebih banyak orang tanpa terhalang oleh jarak atau waktu.
Terakhir, yang nggak kalah penting, adalah peran serta masyarakat dalam mendukung gerakan Duta Damai. Kita semua bisa jadi bagian dari perubahan yang lebih baik dengan cara yang sederhana, seperti memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya, tidak ikut menyebarkan konten negatif, dan memberikan dukungan kepada korban bullying. Dunia maya adalah ruang kita bersama, jadi sudah sewajarnya kita saling menjaga agar tetap menjadi tempat yang aman dan penuh kedamaian.
Jadi, meski tanpa jubah dan tanpa gebrakan besar, Duta Damai adalah Pejuang sejati di dunia maya. Mereka berperan sebagai benteng terakhir yang menjaga agar dunia maya tetap menjadi tempat yang positif dan bermanfaat bagi semua. Dengan kolaborasi dan kreativitas, kita semua bisa ikut berkontribusi dalam menciptakan ruang digital yang lebih baik, dimulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan sehari-hari. (LYN/RON)