PANCASILA: BENTENG KITA, GAYA KITA!
Lyanta Laras Putri
Hayo, siapa yang masih ingat pelajaran sejarah tentang Pancasila waktu sekolah dulu? Pasti bosen kan dengerin ceramah panjang lebar tentang nilai-nilai luhur bangsa? Tapi tunggu dulu, guys! Pancasila itu bukan cuma materi ujian yang bikin pusing, lho. Ini adalah pondasi negara kita, kayak rumah yang gak akan kuat kalau fondasinya retak-retak.
Bayangin aja, Indonesia ini kaya banget dengan keberagaman. Ada ribuan pulau, ratusan suku, dan berbagai macam agama. Nah, Pancasila ini ibarat lem super yang bisa menyatukan semua perbedaan itu. Tanpa Pancasila, bisa-bisa negara kita jadi kayak puzzle yang keping-kepingnya enggak nyambung.
Mari kita coba tengok latar belakangnya. Sejak lahirnya Indonesia sebagai negara merdeka, ada tantangan besar dalam menyatukan berbagai suku, agama, dan budaya yang ada. Bayangkan saja, Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, lebih dari 300 kelompok etnis, dan lebih dari 700 bahasa daerah. Bayangkan kalau nggak ada landasan yang jelas untuk menyatukan mereka semua. Nah, itulah sebabnya Pancasila hadir sebagai penyeimbang—sebagai pedoman yang mengatur bagaimana kita berinteraksi sebagai bangsa yang plural.
Namun, kalau kita lihat perkembangan zaman sekarang, banyak pihak yang mencoba merongrong Pancasila. Dalam era globalisasi, dengan pengaruh budaya luar yang begitu kuat, kita sering kali tergoda untuk mengikuti tren atau pandangan yang datang dari luar tanpa memperhatikan nilai-nilai lokal kita. Belum lagi, ada segelintir kelompok yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Dari data yang dilaporkan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), misalnya, mereka mencatatkan bahwa sekitar 15% generasi muda belum sepenuhnya memahami Pancasila. Itu angka yang cukup besar untuk sebuah negara yang menganggap Pancasila sebagai dasar yang tak terpisahkan.
Jika kita tidak menjaga Pancasila dengan baik, kita bisa terjerumus dalam kekacauan identitas. Tanpa Pancasila, kita mungkin akan kehilangan arah dan tujuan hidup sebagai bangsa. Tanpa landasan ini, setiap perbedaan bisa berubah jadi konflik. Bahkan, kita bisa terjebak dalam disintegrasi sosial yang merugikan. Dalam konteks ini, Pancasila bukan hanya tentang menjaga simbol negara, tetapi juga tentang menjaga jati diri kita sebagai bangsa yang saling menghargai, saling mendukung, dan saling menghormati.
Namun, menjaga Pancasila bukan berarti kita harus hidup kaku dengan aturan yang sudah ada. Justru, Pancasila memberi ruang untuk berkreasi dan berinovasi dalam kerangka kebersamaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti musyawarah untuk mufakat, keadilan sosial, dan kerakyatan, bisa diinterpretasikan secara modern sesuai kebutuhan zaman. Coba saja lihat, di tengah tantangan digital saat ini, kita tetap bisa menerapkan semangat gotong royong dalam berbagi informasi positif di media sosial atau menciptakan inovasi untuk mengatasi masalah sosial di masyarakat.
Solusi kreatif untuk menjaga Pancasila bisa bermacam-macam, dan kita semua bisa berkontribusi. Sebagai generasi muda, kita bisa memulai dengan mendalami Pancasila lebih dalam dan mengajarkan teman-teman kita tentang relevansi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Di dunia digital, kita bisa menciptakan konten-konten yang mengedukasi dan menginspirasi tentang Pancasila dengan cara yang lebih menarik. Jangan lupa, kita juga bisa mendorong pemerintah dan organisasi sosial untuk lebih sering mengadakan diskusi atau forum yang membahas Pancasila dari perspektif yang lebih segar dan kekinian.
Penting juga untuk menggali potensi dan peran aktif setiap individu. Pancasila tidak akan berarti banyak kalau hanya jadi jargon yang dikumandangkan di upacara. Kita semua adalah agen perubahan yang bisa menyebarkan nilai-nilai Pancasila melalui tindakan kita sehari-hari. Apakah itu dengan menunjukkan toleransi terhadap perbedaan, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah sosial, atau hanya dengan menunjukkan sikap saling menghargai antar sesama. Sebuah langkah kecil bisa menjadi bagian dari upaya besar untuk menjaga Pancasila sebagai benteng peradaban.
Sobat damai, mari kita semua menjaga Pancasila dengan sepenuh hati. Karena sejatinya, Pancasila bukan hanya milik pemerintah atau lembaga negara, tapi milik kita semua sebagai bangsa. Untuk tetap bersatu dalam keberagaman, untuk melangkah maju sebagai bangsa yang beradab, kita perlu menjaga dan menerapkan Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Itulah mengapa Pancasila adalah benteng peradaban yang harus kita pertahankan, bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. (LYN/RON)