free page hit counter

Sebelum Menikah, Wajib Mengetahui Berbagai Macam Gaya Parenting

Halo, sobat damai! Apa yang terbesit dalam pikiran sobat damai mengenai kata ‘’Pendidikan’’?

Pendidikan, dalam artian luas sangatlah beragam, salah satunya pendidikan dalam keluarga. Pendidikan dalam keluarga ini merupakan pendidikan non-formal atau sering disebut dengan ilmu parenting. Ilmu parenting ini, merupakan cara bertindak, pembentukan karakter anak dalam lingkungan keluarga, yang mana tiap keluarga memiliki pola asuh yang berbeda-beda.
Pada tulisan kali ini akan membahas mengenai jenis-jenis gaya pola asuh pendidikan keluarga yang dapat di implementasikan pada keluarga kecil sobat damai, nih!

  1. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang mana orangtua sebagai pemegang kekuasaan yang memiliki otonominya sendiri secara tegas, dan terarah. Pola asuh ini tentu memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya anak memiliki motivasi untuk meraih prestasinya baik dibidang pendidikan maupun nonpendidikan. Adapun dampak negatif dari pola asuh ini anak tidak terbiasa untuk mengambil keputusan dikarenakan orangtua sudah membuat otonominya sendiri.

  1. Pola Asuh Demokatis

Pola asuh demokratis merupakan pola asuh antara anak maupun orangtua menjalin komunikasi yang baik, dimana antara orangtua dan anak akan berdiskusi untuk mengambil sebuah keputusan. Pola asuh ini dinilai paling bagus karena anak bebas menyuarakan pendapatnya, dan keinginannya sendiri namun masih diberi saran dari orangtua.

  1. Pola Asuh Permisif

Pada pola asuh ini dapat dikatakan sebagai kebalikan pola asuh otoriter. Pada hal ini, orangtua akan memanjakan anaknya. Pola asuh ini memberikan dampak positif karena anak akan cenderung dekat dengan dengan orangtuanya namun jika berlanjut hingga dewasa akan berdampak negatif berupa anak kurang dapat mandiri.

  1. Pola Asuh Neglectful

Pola asuh ini orangtua cenderung kurang terlibat ataupun memperhatikan tahap perkembangan anaknya. Umumnya orangtua hanya memenuhi kebutuhan dasar anaknya seperti sandang pangannya. Namun, kurang memperhatikan kebutuhan emosional anaknya. (AJP/RON)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *