free page hit counter

Pentingnya Literasi Media Dalam Berita Hoaxs

Berita palsu dinyatakan sebagai informasi sesat dan berbahaya karena menyesatkan persepsi manusia dengan menyampaikan informasi palsu sebagai kebenaran berita palsu menjadi artikel berita yang sengaja dan dapat diverifikasi salah, dan bisa menyesatkan pembaca. Berita palsu dapat bertujuan untuk mempengaruhi pembaca dengan informasi palsu sehingga pembaca mengambil tindakan sesuai dengan isi berita palsu. Sebagai pesan informasi palsu dan menyesatkan, berita palsu juga dapat menakut-nakuti orang yang menerimanya. Berita palsu dapat merupakan laporan atau berita salah yang tidak disengaja, rumor yang tidak berasal dari artikel berita tertentu, terdapat teori konspirasi, humor yang sifatnya menyindir yang tidak mungkin terjadi namun disalahartikan sebagai faktual, pernyataan palsu oleh politisi dan laporan atau berita miring atau menyesatkan atau berita palsu.

Literasi media hadir sebagai benteng bagi khalayak agar kritis terhadap isi media, sekaligus menetukan informasi yang di butuhkan dari media. Potter menyebutkan bahwa literasi media di perlukan di tengah kejenuhan informasi, tingginya terpaan media dan berbagai permasalahan dalam informasi tersebut yang mengepung kehidupan kita sehari-hari, untuk itu khalayak harus bisa mengontrol informasi atau pesan yang di terima. Literasi media memberikan panduan tentang bagaimana mengambil kontrol atas informasi yang di sediakan oleh media. Semakin media literate seseorang, maka semakin mampu orang tersebut melihat antara batas dunia nyata dengan dunia yang di kontruksi oleh media. Orang tersebut juga akan mempunyai peta yang lebih jelas untuk membantu menentukan arah dalam dunia media secara lebih baik.

Ciri-ciri informasi hoax yang dikemukakan Dewan Pers, yaitu :

  1. Berita hoax dapat menyebabkan kecemasan, kebencian, dan permusuhanpada masyarakat yang terpapar. Hoax beredar di dunia maya, disebar darisatu akun ke akun lain, berpindah dari Facebook ke Twitter, Twitter keWhatsApp grup, dan dalam beberapa jam tanpa diketahui siapa yangpertama menyebarnya pesan itu telah mengundang amarah atau rasa takutpengguna. Hal ini mengakibatkan terpancingnya perdebatan sehinggamenimbulkan saling benci dan bermusuhan.
  2. Ketidakjelasan sumber berita. Berita hoax yang tersebar dimedia sosial tidak terverifikasi, tidak berimbang, dan cenderung menyudutkan pihak tertentu.
  3. Bermuatan fanatisme atas nama ideologi, judul dan pengantarnya provokatif, memberikan penghakiman bahkan penghukuman tetapi menyembunyikan fakta dan data, bahkan mencatut tokoh tertentu juga.

Menyadari semua itu, Literasi media dianggap mampu memberikan pengetahuan dan merubah perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi informasi melalui media massa. Masyarakat diharapkan aktif menentukan saluran media, jenis acara, dan isi tayangan media. Tujuan ini terwujud apabila masyarakat mampu menganalisis konten media sesuai dengan kebutuhan. Konsep tentang literasi media sangat relevan dengan istilah keterampilan dalam memilih media. Literasi media dapat diartikan pula sebagai melek media, yakni mengandung pesan bahwa masyarakat harus pintar dalam mengkonsumsi tayangan media. (TIP/IAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *