free page hit counter

LEBIH SELEKTIF LAGI! 3 BIDANG INI BERPOTENSI TINGGI MENJADI BERITA HOAX SELAMA PANDEMI

OPINI – Sudah enam bulan berlalu sejak diumumkannya Indonesia terkonfirmasi positif Corona 2 Maret lalu. Sejak itu pula banyak hoax yang bertebaran di media sosial terkait corona yang menyusupi berbagai aspek. Merangkum dari situs Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di laman  https://covid19.go.id/, dalam satu minggu ini saja terdapat 16 berita hoax dengan rata-rata 2 kasus hoax per harinya yang di saring oleh laman ini. Ini menunjukkan bahwa saat ini terutama di masa pandemi, kita belum berada di zona hijau dari persebaran hoax.

Terutama dalam keadaan seperti ini, kita harus berhati-hati dalam memilih konten bacaan sebagai sumber informasi. Alih-alih sebagai informasi, kita malah tersesat atau bahkan terpapar dalam radikalisasi. Menurut penulis, ada beberapa bidang yang berpotensi tinggi terjadinya hoax dalam beberapa waktu ke depan sesuai dengan isu yang hangat dalam negeri. Apa sajakah itu?

  1. Kesehatan

Isu kesehatan masih menjadi pusat dalam persebaran hoax. Apalagi di tengah kejenuhan masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 ini. Baru-baru ini misalnya menurut Hoax Buster Gugus Tugas, menyatakan artikel dengan judul “Kunyah Daun Sirih Bisa Mencegah Virus Corona” dinyatakan tidak benar.  Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa isi pesan berantai tentang Daun Sirih tersebut keliru. Dilansir dari tasikmalaya.pikiran-rakyat.com, Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Prof. Dr. Arif Sumantri mengatakan, daun sirih memang memiliki fungsi sebagai antiseptik alami untuk membunuh mikrobakteri jahat, termasuk juga virus 2019-nCoV, penyebab penyakit Covid-19. Akan tetapi, penggunaan daun sirih lebih direkomendasikan sebagai antiseptik pencuci tangan, bukan untuk dikonsumsi setiap pagi. Namun, dalam pembuatan antiseptik dari daun sirih juga perlu memerhatikan ukuran, dosis dan konsentrasi secara tepat, sehingga tidak menimbulkan resistensi.

 

Selain itu ada pula Video “jenazah di perlakukan seperti menguburkan binatang”. Menurut hasil pemeriksaan, video tersebut masuk kategori manipulatif karena video tersebut merupakan hasil suntingan. Di video yang asli, terdengar bahwa bahasa yang digunakan bukanlah bahasa Indonesia. Selain itu video tersebut berdurasi singkat sehingga tidak menjelaskan isi dan kejadian sesungguhnya.  Sumber yang membagikan video hasil suntingan tersebut menghilangkan konteks kejadian yang sesungguhnya karena menutupi bahasa yang digunakan oleh orang-orang di video yang asli.

 

  1. Ekonomi

Wabah COVID-19 ini berpengaruh sangat besar terhadap aspek ekonomi. Pengaruhnya yang besar ternyata juga menjadi incaran para oknum untuk menyebarkan hoax. Baru-baru ini saja, dari hasil hoax buster, koran digital sekelas detik.com juga dimanipulasi sehingga tangkapan layar terkait judul beritanya menjadi hoax. Artikel Detik.com yang berjudul “Trans Studio Bandung Buka, Geliat Ekonomi Diharapkan Tumbuh”, diedit menjadi “Trans Studio Bandung Tutup Mulai Hari ini Untuk Cegah Penyebaran Virus Corona di Bandung”. Tentu dengan judul demikian akan memunculkan stigma pesimis terhadap perekonomian Indonesia sehingga pada akhirnya orang-orang akan menyudutkan kebijakan ekonomi pemerintah.

 

Tidak sampai di situ, siapa dari sobat damai sekalian yang kemarin mendapatkan pesan berantai tentang Sepatu Gratis dari Adidas? Telah beredar pesan berantai yang menginformasikan bahwa Adidas menawarkan 3100 sepatu gratis, t-shirt, dan masker dalam rangka perayaan hari jadi Adidas. Untuk mendapatkannya, diharuskan untuk mengikuti tiga intruksi dan mengunjungi tautan yang sudah tersedia. Selain itu, pada pesan berantai tersebut juga dicantumkan tautan untuk melihat gaya sepatu dan cara membedakan sepatu Adidas asli dan palsu. Berdasarkan hasil penelusuran, informasi yang beredar itu tidak benar.

 

Mengutip dari Liputan6, Brand Communications & Sports Marketing Manager Adidas Indonesia, Cinita Mayakatri mengkonfirmasi bahwa tautan pada pesan berantai tersebut bukan tautan resmi dari PT Adidas Indonesia dan tidak ada program penawaran gratis seperti yang disebutkan dalam pesan berantai itu. “Terima kasih sudah mengkroscek ke kami. Link ini bukan link resmi dari PT adidas Indonesia. Kami tidak ada program yang dituliskan di pesan tersebut,” ungkap Cinita Mayakatri. Informasi dengan topik serupa sebelumnya pernah dibahas oleh Turn Back Hoax dengan judul [SALAH] “Adidas menawarkan 3100 Sepatu Gratis, T-shirt dan Masker”, namun terdapat perbedaan di bagian narasi. Dengan demikian, informasi yang beredar melalui pesan berantai itu dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu karena tidak ada program penawaran gratis dan pesan berantai yang berisi beberapa tautan itu bukan tautan resmi dari PT Adidas Indonesia.

 

  1. Pemilihan Kepala Daerah

Tanggal 9 Desember yang akan datang, untuk pertama kalinya dalam sejarah kita akan melakukan Pemilihan Kepala Daerah dengan protokol kesehatan. Untuk persiapan dan tahap Pilkada itu sendiri sebenarnya sudah dijalankan di masing-masing daerah. Pesta Rakyat di daerah ini juga berpotensi menjadi incaran para oknum untuk menyebarkan hoax. Minggu ini saja misalnya, dunia maya dihebohkan dengan berita Akun Noer Tehe (fb.com/noer.tehe.1) mengunggah sebuah gambar tangkapan layar artikel berjudul “Breaking News! Pilkada Serentak Ditunda, Kecuali Solo dan Medan” yang dimuat di situs gelora[dot]co. Padahal nyatanya hal tersebut tidak benar. Faktanya, Pilkada serentak 2020 di 270 wilayah kabupaten/kota dan provinsi tetap dilanjutkan tanpa terkecuali. Isi artikel yang dimuat di situs gelora[dot]co itu hanya berisi candaan dan sindiran pada pemerintah yang ngotot tetap melanjutkan Pilkada serentak 2020 di tengah pandemi covid-19, namun akibatnya berita tersebut menjadi hoax.

 

Senada dengan berita di atas, juga muncul berita hoax dengan judul “Pilkada Jangan Ditunda, Pilpres Tunda 7 Tahun Lagi”.

 

Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Presiden Joko Widodo meminta Pilpres ditunda hingga tujuh tahun adalah klaim yang salah. Faktanya, gambar yang diunggah adalah gambar hasil editan atau suntingan. Foto yang digunakan merupakan momen saat Presiden Joko Widodo tengah meresmikan Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran (23/7/2020). Selain itu, sejauh ini, Pilpres tetap akan digelar pada 2024. Komisioner KPU membantah kabar bahwa Pilpres 2024 diundur. Foto Presiden Jokowi tersebut pernah digunakan oleh medcom.id pada pemberitaan “Jokowi Pastikan RS Darurat Korona Wisma Atlet Siap Digunakan”. Mengutip pada isi berita tersebut, diketahui bahwa orang nomor satu di Indonesia itu tengah meninjau Rumh Sakit Darurat Penanganan Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran. Usai melakukan peninjaun Wisma Atlet, Jokowi diketahui mengadakan konferensi pers yang menyatakan jika Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran siap menampung tiga ribu pasien. Sementara itu, tenaga medis di bagian bawah gambar itu telah disunting dari foto aslinya. Foto asli salah satunya diunggah oleh akun Twitter Kelinci Paskah (twitter.com/KelinciPaskah) yang berisi kampanye sosial media oleh tenaga medis agar tetap berada di rumah selama masa pandemi COVID-19. Pada foto asli yang diunggah pada tanggal 17/03/2020 tenaga medis merangkai kalimat bertuliskan ‘#STAY AT – HOME – AND – HELP – US – PLEASE’.

 

Dalam narasinya, akun Kelinci Paskah mengajak khalayak untuk meringankan beban para petugas medis yang berjuang memerangi virus corona. “Mari meringankan tugas mereka,” tulis Kelinci Paskah, Kamis (17/03/2020). Selain itu, Komisioner KPU RI, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi menegaskan bahwa informasi terkait penundaan pilpres selama lima tahun adalah palsu dan tidak berdasar. Lebih lanjut Dewa Kade menjelaskan bahwa ketentuan tentang pilpres masih diatur dalam UU Pemilu yang menyebut bahwa pemilihan dilaksanakan lima tahun sekali.

 

Demikianlah beberapa bidang yang penulis nilai berpotensi tinggi menjadi hoax di masa pandemi COVID-19 ini. Besar harapan sobat damai lebih selektif lagi dalam menyerap informasi terutama di bidang tersebut. (NOV)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *